Cara Penjapaan Sutra dan Mantra

Cara-cara menjapa Sutra atau Mantera dan penggunaan Biji Tasbeh (Japamala) : 

Ada banyak cara menjapa sutra atau mantera, sewaktu suara terdengar, cara ini disebut "menjapa dengan bersuara".
Cara lain disebut sebagai "penjapaan vajra" yaitu menjapa dengan mulut tertutup namun lidah masih boleh bergerak.
Cara yang lebih halus lagi disebut sebagai "penjapaan samadhi" yaitu menjapa dengan mulut tertutup dan lidah tidak bergerak, suara hanya terdengar di dalam hati sewaktu menjapa, tidak masalah mata dalam keadaan tertutup atau terbuka saat menjapa.
Cara yang paling mendalam disebut sebagai "penjapaan sejati", dimana kita harus memvisualisasikan huruf-huruf sutra atau mantera dengan warna dasarnya masing-masing muncul di angkasa dan kita harus mengartikannya satu per satu sehingga kita dapat membentuk huruf-huruf tersebut menjadi sebuah roda Dharma dan memutarnya.

Ada tiga alat yang mutlak digunakan oleh aliran esoteris dalam melakukan sadhana, yaitu : tasbeh 108 butir, alat vajra dan ganta.

Cara penggunaan tasbeh : sebaiknya sambil memegang tasbeh, kita harus memvisualisasikan tangan kanan memegang alat vajra, tangan kiri memegang ganta, dan ke - 108 butir tasbeh memancarkan sinar putih Vajrasattva. Lalu keempat biji tasbeh pemisah terbang ke angkasa dan menjelma menjadi Catur Maha Rajakayika (Empat Maha Raja Langit) yang melindungi kita. Lalu biji kepala tasbeh berubah menjadi tangan Buddha. Setelah itu, kita bisa memulai membaca sutra atau mantera, dimana setiap butir tasbeh yang dijapa berubah wujudnya menjadi Yidam Buddha yang sedang kita sadhanakan memberi sinar Abhiseka pada penjapa.

Sutra-sutra dan mantera yang dijunjung tinggi oleh Satya Buddha, antara lain Vaiduryaraja Avalokitesvara Sutra — Maha Karuna Dharani Sutra — Sukhavati Vyuha Dharani Sutra — Prajna Paramita Hrdaya Sutra dan Satya Buddhagama Sutra.

Quoted from wihara.com

0 comments:

Post a Comment