Sedikit Hal Tentang Anak dan Orang Tua




Seperti tercatat dalam Sigalovada Sutta, Tipitaka Pali (Kitab Suci Agama Buddha) mengenai kewajiban orang tua dan anak:


1. Ibu dan ayah seperti arah Timur.
Ada lima cara seorang anak harus memperlakukan orang tuanya seperti arah Timur :
- Aku harus merawat mereka,
- Aku akan memikul beban kewajiban-kewajiban mereka,
- Aku akan mempertahankan keturunan dan tradisi keluarga,
- Aku akan menjadikan diriku pantas menerima warisan,
- Aku akan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan upacara agama setelah mereka meninggal dunia


Dalam lima cara inilah, orang tua yang diperlakukan demikian oleh seorang anak seperti arah Timur, menunjukkan kecintaan mereka kepadanya dengan:
- Mencegah anaknya berbuat jahat,
- Mendorong mereka berbuat baik,
- Melatihnya dalam suatu profesi,
- Mencarikan pasangan (suami/isteri) yang pantas,
- Pada waktu yang tepat, mereka menyerahkan warisan kepada anaknya.

O putera kepala keluarga, dalam lima cara inilah seorang anak memperlakukan orang tuanya seperti arah Timur. Dalam lima cara inilah orang tua menunjukkan kecintaan mereka kepadanya. Demikianlah arah Timur ini dilindungi, diselamatkan dan diamankan olehnya.


Saya ingin berbagi beberapa hal yang mungkin jarang terpikirkan oleh kita sebagai seorang anak.

1. Pernahkah anda berpikir, saat orang tua anda berkata kasar pada anda, saat itu juga didalam hatinya diliputi kepedihan, dan berpikir "mengapa saya melontarkan kata-kata itu kepada anakku tercinta?" Sebaliknya sang anak, setelah berbicara kasar pada orang tua, jarang yang memiliki perasaan bersalah.

2. Pernahkah anda berpikir, bahwa orang tua sangat senang melihat anaknya makan dengan lahap. Apalagi masakan buatan ibunya. Tetapi kita tidak pernah merasa bahagia saat melihat kedua orang tua kita makan dengan nikmatnya, malah terkadang apabila dititipi makanan untuk dibawa pulang ke rumah saat kita sedang pergi saja, keberatannya bukan main dan berpikir "merepotkan saja".

3. Pernahkah anda berpikir, bahwa anda tidak akan pernah bisa membalas jasa orang tua. Bukan saja karena anda lahir belakangan akan tetapi, setidaknya pernahkah anda pada saat berbahagia berpikir bahwa seandainya saya bersama papa mama saya disini? Karena orang tua sering berpikir, "Seandainya aku bersama anakku disini." Anda sudah kalah 1-0.

4. Pernahkah anda berpikir disaat anda lebih memilih teman daripada orang tua, orang tua anda akan berpikir, "setidaknya ia bersenang-senang bersama temannya" padahal mereka sangat ingin menghabiskan waktu bersama anda.

5. Pernahkah anda berpikir apabila orang tua anda mengatakan bahwa ia tak punya waktu untuk anda, sebenarnya ia ingin mengatakan "Yuk, beberapa hari ini kita pergi refreshing keluarga."

Kebanyakan anak tidak mengerti perasaan orang tua mereka, karena kebanyakan orang tua enggan mengutarakannya.

Belajarlah mendahulukan kepentingan keluarga diatas kepentingan lainnya. Jangan sampai menyesal kemudian tiada guna.

Belajarlah menghormati orang tua dengan sungguh-sungguh walau hanya setahun sekali.

Tulisan ini kupersembahkan untuk "kedua pilar ku", menyambut peringatan "hari kemandirianku" yang ke 2. Semoga mereka berbahagia, semoga semua makhluk berbahagia.

Hari kemarin telah berlalu, tiada yang bisa diperbuat.
Hari yang akan datang belum tiba, kurangilah berpikir "nanti".
Berbuatlah yang terbaik yang bisa kau lakukan hari ini!



sumber Sigalovada Sutta: http://www.wihara.com/forum/ruang-dharma/4731-pbd-sigalovada-sutta.html