Do You Know About J.K Rowling Success Story??

Semua orang berharap menjadi seseorang yang sukses dan berhasil, tetapi tahukah anda bahwa seorang J.K. Rowling sekalipun pernah mendapat santunan dari pemerintah Inggris, karena dianggap sebagai warga yang tidak mampu? Bisa disebut semacam BLT kalau di Indonesia.

Tetapi, berbagai cobaan dan rintangan yang pernah ia hadapi dalam hidupnya, tidak lantas membuat dia menyerah dan putus asa. Dia bisa mengoptimalkan bakat yang dia miliki, menjai sangat luar biasa. Bahkan, ia menduduki peringkat ke 2 wanita terkaya di dunia versi Forbes Magazine tahun 2007.

Forbes’ 20 Richest Women In Entertainment:

1) Oprah Winfrey $1.5B
2) J.K. Rowling $ 1B
3) Martha Stewart $638M
4) Madonna $325M
5) Celine Dion $250M
6) Mariah Carey $225M
7) Janet Jackson $150M
8) Julia Roberts $140M
9) Jennifer Lopez $110M
10) Jennifer Aniston $110M
11) Mary-Kate and Ashley Olsen $100M
12) Britney Spears $100M
13) Judge Judy (Sheindlin) $ 95M
14) Sandra Bullock $ 85M
15) Cameron Diaz $ 75M
16) Gisele Bundchen $ 70M
17) Ellen DeGeneres $ 65M
18) Nicole Kidman $ 60M
19) Christina Aguilera $ 60M
20) Renee Zellweger $ 45M

*source: britneyzone


Dibawah ini akan saya kutip success story dari andriewongso.com mengenai J.K. Rowling yang bahkan diisukan kekayaannya melebihi ratu Inggris.


Siapa yang tak mengenal tokoh Harry Potter? Tokoh penyihir muda rekaan yang telah berhasil "menyihir" dunia hingga buku dan kisahnya mampu menghasilkan miliaran dolar Amerika bagi pengarangnya, Joanne Kathleen Rowling atau JK Rowling. 

Berkat buku Harry Potter, yang kini telah menginjak seri ketujuh, JK Rowling mampu menjelma menjadi seorang penulis paling kaya di Inggris, dan bahkan dunia. 

Tapi, siapa yang menyangka, ibu tiga anak ini memulai semuanya dari nol. Bahkan pada awal menulis kisah Harry Potter, ia sempat mendapat santunan dari pemerintah Inggris, karena masuk dalam kategori sebagai orang miskin yang layak mendapat santunan. 

Terlahir dari pasangan Peter dan Anne pada 31 Juli 1965, JK memang dikenal gemar menulis sejak kecil. Bahkan, di usianya yang baru menginjak enam tahun, ia sudah menelurkan kisah berjudul “Rabbit”. Dan, uniknya, saat meminta pendapat ibunya, spontan ia mengatakan mengapa buku itu tidak diterbitkan saja?

Kebiasaan menulis JK terus berlanjut. Namun, tak hanya itu. Ia pun dikenal rajin menceritakan berbagai kisah rekaannya kepada semua teman-temannya. Kadang, beberapa rekan malah mau menjadi tokoh memerankan kisah yang dibuatnya. Mungkin, hal-hal itulah yang mampu mengasah daya imajinasi JK hingga dewasa.

Namun, sebenarnya, himpitan kemiskinan lah yang justru telah mengantarnya mampu menyelesaikan kisah Harry Potter pertamanya. Saat itu, ia mendapat ide menulis dalam sebuah perjalanan di kereta dari Manchester ke London. Dari perjalanan itu, entah mengapa tiba-tiba ia mendapat ide untuk memulai kisah Harry Potter yang diberinya judul Philosopher’s Stone. 

Tentu, naskah itu tak langsung jadi. Selepas perceraian dari suami pertamanya, ia yang terpaksa harus hidup pas-pasan kemudian makin terpacu untuk menyelesaikan naskah itu. Akhirnya, pada 1995 ia berhasil menyelesaikan buku pertamanya. Tapi, karena sangat miskin, ia terpaksa mengetik ulang naskah hingga beberapa kopi dengan mesin tik tua manual yang murah, hanya karena tak mampu membayar biaya fotokopi. “Anda mungkin tak pernah tahu, betapa menyedihkannya hidup tanpa uang sama sekali. Kecuali jika Anda sudah pernah mengalaminya, seperti yang aku alami,” katanya. 

Atas dorongan untuk merubah hidup, maka ia pun lantas berusaha sekuat tenaga untuk menjual kisah tersebut. Tapi, layaknya penulis pemula lain, naskah itu pun mengalami penolakan berkali-kali dari berbagai penerbit. Beruntung, dari seorang agen bernama Christopher, Bloomsbury mau menerbitkan kisah tersebut. 

Dan, ajaib! Layaknya sihir, buku yang sempat ditolak oleh berbagai penerbit itu justru laku sangat keras. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan atas karya tersebut. Maka, kisah hidupnya pun berubah total. Dari orang yang sangat miskin, hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun, ia mampu hidup berkelimpahan dari karya Harry Potter-nya itu. 

Namun, JK tak pernah lupa pada akarnya. Keuntungan dari penjualan buku-bukunya, ia sumbangkan pada UK Comic Relief Charity. Ia pun tak lupa menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu sejumlah yayasan sosial, khususnya lembaga yang banyak melakukan penelitian tentang penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit yang sempat merenggut nyawa ibunya pada tahun 1990.

Tanpa tekad yang kuat, adanya bakat pun akan menjadi sia-sia belaka. JK Rowling membuktikannya. Meski terlahir dengan kecerdasan dan bakat menulis, ia ternyata harus menghadapi berbagai penolakan atas karyanya. Namun, dengan tekad untuk memperbaiki kualitas hidup, ia pun akhirnya mampu memetik hasil nyata perjuangannya. Dan, kini ia pun menunjukkan kepedulian nyata, bahwa apa yang dicapainya, juga bisa memberi sesuatu pada sesama, karena itulah arti kesuksesan yang sesungguhnya.



0 comments:

Post a Comment