My Six Things..

Six Random Things About Me

1. Bawel, doyan ngomong sih gw kalo kata orang..

2. Doyan Makan, Gak terlalu doyan-doyan amat sih, tapi gak tahan sama yang namanya laper.. hehe

3. Jarang tersinggung, Gw tuh orangnya jarang banget ambil ati sama omongan orang, kecuali dia udah kelewatan banget baru deh gw bisa marah..

4. Gak suka orang kongtai, Paling gak suka nih sama orang kaya gini coz gw orangnya open aja sama siapa juga.. Gak suka tuh sombong2an.. Apa sih yang mau disombongi??? Rata2 juga juga punya ortu.. Kalo hasil sendiri baru 2 thumbs for u man...

5. Males keluar, Haha ini nih gw orangnya angin2an, kalo lagi males kuar bener2 bisa cuman di rumah terus untuk beberapa hari.. Tapi yang pasti sekolah tetep, karena itu kewajiban.. hehe

6. Gak suka ma ce sombong, Haha.. Kalo urusan ini rasanya ampir semua co pasti gak suka ama yang namanya ce sombong..


Six Random Things I Like

1. PS2, Dah lama nih gak maenin ni console.. apalagi karang dah jaman PS3.. haha.. Tapi game yg paling gw suka yaitu WE.. Tetep aja masih asik buat dimaenin, biarpun gw udah lam banget ga men ps2.. Moga2 masih jago maen WE.. hehe

2. Nulis, Gw termasuk orang yang suka nulis sebenernya, kaya nulis pantun, puisi, cerpen.. Tapi males kalo ga ada dorongan.. Makanya rata2 bikin gituan kalo dapet tugas dr skul aja.. hehe

3. Soccer, Wah gw demen banget sama yang namanya soccer.. gw ini termasuk fans berat Juve juga lho.. hoho.. Makanya game favorit gw aja WE kan.. Karena gw demen ma bola..

4. Bakso, Neh makanan dari dulu gak pernah bikin bosen.. apa lagi ditambah berbagai bumbu.. hmm jadi laper malem2.. hehe

5. Sportscar, Hmm, ini adalah favorit gw sejak masih balita.. hehe.. kapan ya bisa punyaone of the evo series??

6. Mangga, g doyan ma ni buah.. enak sih, n biar makan banyak pun ga bakal knapa2.. ga kaya duren yang bisa bikin darah tinggi..hehe


Six Randoms Things I Don't Like

1. Bangun pagi, Wah, paling males nih hal yang satu ini..

2. Ngomong seenak jidat, orang kaya gini jarang merhatiin prasaan org laen..

3. Bocor, wah kalo rumah udah bocor, paling bete dah.. karena air itu kan susah ditahan n kudu di pelin..

4. Orang yang NATO..

5. Pemanfaatan orang, gw juga gak suka neh orang kaya gini..

6. Orang Pelit, orang yang cuma mau enak buat dirinya sendiri dan pelit ke orang lain.. sungguh kasihan...


Six Quirky Things About Me

1. Rada ndud.. haha

2. Sabar..

3. Baik Hati...

4. Demen becanda.. suasana yang cair terasa lebih hangat bukan..

5. Sama orang baru kenal suka gak bisa ngomong kcuali dy yg mulai..

6. Gak bisa memendam perasaan hati sendirian..


Six Things That Make Me Happy

1. My Parents in heaven... Hope they are happy too...

2. People who take care of me..

3. Teman yang baik hati..

4. Her smile.. hehe

5. Holidays... Of course.. hehe

6. Jokes...


Six People To Forward:
Tasya, Cathz, Erika, Diana Ang, Ghie, Leng.. Thx banget yah kalo udah di post...

Count Down To The Exam..

Fiuh, gak terasa udah ampir 1 semester nih berlalu.. 3 hari lagi akan ada UAS (Ujian Akhir Semester) Yang pasti must study hard biar dapet niali bagus.. hehe.. OL nya juga jadi dikurangin deh keq na.. Takut jadi males belajar.. Btw, tadi ujan di daerah x deres gede juga loh, udah gitu suara petirnya yang gede banget ada x 2x.. Gw sih takut bocor aja nih rumah.. repot deh kalo udah gitu.. hehe.. Ini saya tampilijn sedikit gambar menjelang sunset pas abis ujan tadi..


Manusia berasal dari tanah ada di Buddhism??



Agama Buddha mengajarkan, asal kehidupan tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia. Walau demikian, Sang Buddha juga memberi gambaran bagaimana kehidupan berawal dibumi. Beliau menjelaskan, ketika alam-semesta mulai mengembang, alam yang telah ada barulah alam surga (alam-dewa).:

“ Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.

Pada waktu itu bumi hanya terdiri dari air semata dan semuanya gelap-gulita. Tidak ada bulan atau matahari, belum ada tata-surya, bintang belum terlihat, belum ada perhitungan waktu bulan, pertengahan-bulan, tahun atau musim, belum ada laki-laki dan wanita, Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja. Lalu setelah jarak waktu yang sangat lama, sari tanah yang menggiurkan terbentuk diatas permukaan air dimana makhluk-makhluk itu berada. Bentuknya seperti lapisan yang terbentuk diatas susu panas yang mendingin. Warnanya seperti dadih-susu (susu yang mengental) atau mentega, dan rasanya seperti madu murni.

Kemudian Vasettha, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, dia menyukainya, dan keinginanpun timbul. Lalu, Makhluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari .....mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap, lalu bulan dan matahari, siang dan malam, bulan dan pertengahan bulan, tahun dan musim, terjadi. Demikianlah, Vasettha, sejauh itu bumi terbentuk kembali.

Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlang-sung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian mahluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian mahluk memiliki tubuh yang buruk. Dan karena keadaan ini, mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk ..... maka sari tanah itupun lenyap ..... ketika sari tanah lenyap .....muncullah tumbuhan dari tanah (bhumipappatiko). Cara tumbuhnya seperti cendawan ..... Mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali ..... (seperti di atas). 

Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itu pun lenyap. Selanjutnya tumbuhan menjalar (badalata) muncul ..... warnanya seperti dadi susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni ..... Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu ..... maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas; sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk. Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk ..... Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itu pun lenyap.

Kemudian, Vasettha, ketika tumbuhan menjalar lenyap ..... muncullah tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan malam, pada keesokkan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.

Vasettha, selanjutnya mahluk-mahluk itu menikmati padi (masak) dari alam terbuka, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali. Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya (itthilinga) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya (purisalinga). Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-laki pun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indriya yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indriya tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.

Vasettha, ketika mahluk-mahluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin ......... ”. 
( Digha Nikaya III : 85 ).( Agganna Sutta ).

Sungguh mengagumkan, Sang Buddha telah mengatakan bahwa kehidupan berawal dari air. Hal ini dinyatakan dengan kalimat: “ Pada waktu itu bumi hanya terdiri dari air semata “. Pernyataan ini tidak bertentangan dengan sains yang mengatakan bahwa bumi pada awalnya berbentuk cair.

Pada saat Bumi baru terbentuk, masih terdapat kabut yang disebabkan oleh proses pendinginan Bumi. Oleh karena adanya kabut tebal tersebut, maka matahari dan bintang belum tampak, seperti disebutkan dalam Sutta ini. Jelas sekali bahwa Sutta ini mengatakan: " Tidak ada bulan atau matahari, belum ada tata-surya, bintang belum terlihat, belum ada perhitungan waktu bulan, pertengahan-bulan, tahun atau musim," Kalimat ini tidak mengatakan bahwa matahari dan bulan tidak ada, melainkan tidak terlihat. Ini berarti bahwa sebenarnya matahari dan bintang-bintang sudah ada namun belum tampak. Hal ini tidak bertentangan dengan sains yang mengatakan bahwa matahari lebih tua daripada Bumi.

Sang Buddha menerangkan lebih lanjut, bahwa badan makhluk itu bertambah nyata setiap mereka makan, lalu timbul ciri-ciri seksual. Mengenai perubahan tersebut, Beliau berkata, berlangsung " dalam masa yang lama sekali”. ( Digha Nikaya III : 85 ). Saat ini , setiap ilmuwan pun, tak dapat tidak sependapat bahwa semua yang dijelaskan Sang Buddha adalah sama dengan temuan ilmiah tentang asal tata-surya tersebut.

Temuan ilmiah dan Sang Buddha, keduanya sependapat, bahwa permukaan bumi pada masa awalnya tertutup oleh air. Pula, keduanya sependapat bahwa kehidupan pertama mengambang diatas permukaan air, dimana mereka menyerap sari makanan. Keduanya juga sependapat, bahwa bentuk kehidupan awal adalah aseksual (tak berjenis kelamin), pula keduanya ,sependapat bahwa bentuk kehidupan berevolusi, dari bentuk yang .sederhana ke bentuk kehidupan yang lebih kompleks, dan bahwa proses itu berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.

Ilmu pengetahuan membagi kehidupan menurut susunan tubuhnya, sedangkan Sang Buddha membaginya menurut apa yang dialaminya. Sang Buddha mengatakan ada enam alam kehidupan, berbeda satu dari lainnya dalam hal apa yang dialami dalam alam kehidupannya masing-masing. Ada Alam Dewa, Alam Manusia, Alam Binatang, Alam Roh Lapar, Alam Roh-Cemburu, Alam Neraka.

Quoted from wihara.com

Really Boring Today

Ini hari g bt bener neh.. gak tau kenapa, gak ada sebab yang jelas..
Tapi bener2 bad day ini hari.. Mungkin karena kurang tidur, atau gak kurang makan..
hehe.. Atau love problem?? haha.. gw sendiri juga bingung makanya..
Tapi biasanya sih kalo bete, abis dengerin lagu2 yang menyentuh hati n maen game..
Cari suasana baru, ke rumah temen, pergi kemana gitu kalo gak.. Lebih baek biasanya..
I hope tomorrow is better then today..

Speedy Blogging Competition

Para Blogger, ada speedy blogging competition neh bagi yang tertarik!!


Speedy Blogging Competition 2008



Telkom Divisi Multimedia menyelenggarakan Speedy Blogging Competition 2008 yang pembukaannya bersamaan dengan diadakannya event Pesta Blogger Nasional 2008 yang diselenggarakan pada tanggal 22 November 2008 di Gedung BPPT, Jl M.H Thamrin Jakarta Pusat.

Speedy Blogging Competition 2008 bertujuan untuk meningkatkan semangat blogging pada pelanggan Speedy.  Selain itu juga untuk lebih mengenalkan Speedyland dengan media Blog-nya kepada para blogger dan calon blogger di dunia internet.  

Dengan mengusung tema: Seperti Apa Konten Hebat Menurutmu? kebutuhan dan harapan para blogger akan konten internet (di jaringan Speedy) diharapkan akan tersampaikan dan dapat menjadi feedback positif bagi Produk Speedy. 

Kompetisi ini juga merupakan rangkaian event untuk memperkenalkan Speedy Prepaid, akses broadband Speedy Prabayar yang merupakan produk baru dari Telkom.  Dengan menggunakan Speedy Prepaid sebagai syarat mengikuti kompetisi ini, pengalaman menggunakan layanan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para peserta Speedy Blogging Competition 2008 untuk menuliskan posting sesuai dengan tema kompetisi ini di halaman blog-nya.

Untuk lebih jelasnya silakan mengunjungi official website Speedy Blogging Competition 2008 di http://lomba.blog.telkomspeedy.com/

Quoted from telkomspeedy.com

Lagu Baru westlife

Tadi saya buka fs, trus nyari lagu di mp3-codes, eh ada lagu westlife baru yang something right.
Kebetulan saya sendiri adalah penggemar westlife, jadi langsung aja saya download. Ini sekarang saya tampilin liriknya n  lagunya..




Now Playing > > > Westlife - 03 - Something Right at musicdumper.com - your best mp3 music codes and downloads site!




Download Disini

Lyric:

Never thought that I'd so inspired
Never thought that I'd find the higher truth
I believed that love was overrated
'Till the moment I found you

Now baby I know I don't deserve
The love you give me
But now I understand that

If you want me I must be doing something right
I got nothing left to prove
And it's all because of you
So if you need me
And baby I make you feel alive
I know I must be doing
Doing something right

It's because of you I feel so lifted
I've been looking at my life from higher ground
Never thought I'd be so elated
You're the one that turned it all around

Now baby, I didn't know myself
Until you changed me
And made me understand that

If you want me I must be doing something right
I got nothing left to prove
And it's all because of you
So if you need me
And baby I make you feel alive
I know I must be doing
Doing something right
Oohhh

And baby I know I don't deserve the love you give me
But I don't really care, cause

If you want me I must be doing something right
I got nothing left to prove
And it's all because of you
So if you need me
And baby I make you feel alive
I know I must be doing (I know I must be doing)
Doing something right (Doing something right)

Doing something right
Yeah yeah
Something right

So if you need me
And baby I make you feel alive
I know I must be doing (I know I must be doing)
Must be doing something right
Yeah yeah
Something right

Cium kakak 500?

"Abang semalam mencium kakakku bukan?"
"Ya, tapi jangan keras-keras. Ini seribu untuk tutup mulut!"
"Terima kasih, ini uang kembaliannya lima ratus!"
"Lho, kok pakai uang kembalian segala?"
"Saya tidak mau nakal, Bang. Semua orang yg mencium kakak juga saya tagih lima ratus!"

Salah Pasang Iklan

Seorang salesman Coca-Cola baru saja kembali dari tugasnya di Pedalaman Tembok China. Dengan wajah yang sangat kecewa ia berhadapan dengan bossnya. Si Boss bertanya "Kenapa kamu gagal melakukan transaksi di China?"

"Saat tiba di China saya begitu yakin bisa menjual produk kita..." kata si salesman.
"Cuma, ada satu masalah, saya tidak mengerti bahasa China, jadi saya memutuskan untuk mempromosikan produk ini melalui poster bergambar...."

Poster pertama gambarnya seorang pria yang sedang sekarat & kehausan di tengah perjalanannya di Tembok China , poster selanjutnya bergambar pria tersebut kemudian meminum Coca-Cola, dan poster terakhir bergambar pria tersebut akhirnya bangkit kembali dengan kondisi yang segar bugar.

Kemudian 3 poster tersebut saya tempel di seluruh penjuru China ."

"Lho bukannya itu ide yang brilian? Tapi kenapa kamu masih gagal dalam menjual?" tanya si Boss.

Si Salesman menjawab "Saya tidak tahu kalo orang China membaca dari kanan ke kiri"

Quoted from kaskus.us
Seorang wanita hendak naik bis sambil menggendong bayinya. Supir bus mengatakan,

"Wah, bayi Anda adalah bayi yang paling jelek yang pernah saya lihat!".

Wanita tadi dengan marah membanting uang ongkos bis, di kotak uang dan mengambil tempat duduk di belakang. Lalu dia berusaha menenang- kan diri. Seorang pria yang duduk di sebelahnya menyadari bahwa wanita tadi sedang marah, dan menanyakan apa sebabnya. Wanita tadi menjawab, "Supir bus itu menghinaku tadi!".

Dengan bijak sang pria mengatakan,
"Mengapa begitu? Tidak seharusnya supir bis umum seperti dia menghina penumpangnya".

"Kau benar", kata wanita itu, "Saya akan kembali ke sana dan memberinya pelajaran!!!".

"Ide yang bagus" kata pria itu, "Sini, biar saya yang gendong monyet Anda"

Quoted from kaskus.us

Sopir Bemo

Suatu hari ada seorang sopir bemo yang mengemudikan bemonya dengan kecepatan tinggi, alias ngebut, plus ugal-ugalan disebuah jalan. Seluruh penumpang pada takut semua, terutama seorang ibu yang berada disebelah pak sopir itu, ibu itu kemudian berteriak dengan rasa takut...

Ibu : "Bang..!! Kalo nyopir jangan ngebut donk!! saya takkuuutt..."

Sopir : "Bu.. kalo ibu takut, 'MEREM' aja seperti sayaa.."

Quoted from kaskus.us

Boboho Udah Gede

Pas lg ngaskus, ketemu neh gambarnya boboho n temennya pas udah gede.. hehe Monggo dulihat:

Hao Shaowen, (bo bo ho)







mantan bintang cilik telah diterima di Department of Transportation Management of Taiwan ' s Tamkang University . agar dapat membayar uang kuliah, Hao Shaowen bekerja di toko es krim. dengan rendah hati ia mengatakan ia ingin belajar ttg Manajemen transportasi dan mengapplikasikannya.








Hao Shaowen (bo bo ho ) masih single saat ini, saat ditanya apakah dia iri , partnernya dulu, Shi Xiaolong, menjadi aktor lagi setelah lulus dari SMU amerika, dia hanya menjawab dia tidah iri, dan dia tak akan jadi aktor lagi.


Shi Xiao Long (Temennya Bo Bo Ho)









Setelah lima tahun belajar di Professional Children ' s School, Shi Xiao Long (Aston Chen), 20, telah lulus dari The New York college Juni ini dan telah kembali ke china.


Shi Xiao Long menampilkan wushu saat pesta kelulusan, segera Soon Shi Xiao Long akan melakukan action thriller (Huo Xian Zhui Zong) untuk CCTV movie channel. Project ini mengambil waktu di th 1930 Shanghai , dan Shi Xiao Long akan menjadi polisi trainee. 





Pastinya , Shi Xiao Long berkeinginan untuk menembus hollywood 






Quoted from kaskus.us

Ada Kapel Di X'to 2???

Wow, SMA St. Kristoforus II membuat terobosan baru.. Di skolah g ini, sedang ada proyek pembangunan Kapel. Tempat yang dulunya buat gudang sedang direnovasi untuk jadi Kapel. Pasti akan sangat berguna bagi saudara kita yang Kristiani. Ini Foto2nya: 



Neh tempat, tadinya bekas gudang buat naro2 bangku gitu setau saya. (yang ada jendelanya 2)


Ini dia bukti rencana renovasi kapel.



Nih dia sketsa ruangannya dari dalem, rda miring sudutnya.


Tampak lurusnya nieh. 

Moga2 pembangunan ini gak disia-siakan oleh anak2 Xto 2.

Renungan Hati

Hai kawan jangan lupa

Sekarang kau tertawa

Mungkin naniti kau menangis

Entah nanti kau mengemis

Furniture Baru di Sekolah



Wah, tadi pas pelajaran kosong g ngelongok ke luar kelas lewat jendela. Ternyata eh ternyata, ada orang pada bawa2 lemari gitu. G bingung tadinya, mauu ditaro dimana tuh lemari?? Kok dibawa masuk ke ruang guru? Padahal udah penuh. Eh gak taunya buat di meja piket bos. Jadi qren dah meja piket skul gw. Neh poto2 nya g tampilin :


Neh pada saat pemasangan lemari baru, terlihat Pak Kepsek yang pake batik juga sedang membantu.



Nah, ini pada saat udah selesai pemasangan, diambil dari samping..



Tampak depan.. Hmm, bagus juga yah lemarinya.. hehe

Mitos Gunung Kawi

Pesarean Gunung Kawi

Hampir setiap kali penyelenggaraan diklat mata pelajaran sosiologi
dan antropologi di PPPPTK PKn dan IPS Malang, Gunung Kawi selalu
menjadi tempat bagi para peserta diklat untuk mengadakan Praktik
Penelitian Lapangan (PPL). Tujuannya adalah menggali data dan
keterangan tentang sebuah fenomena dan fakta sosial, sekaligus mitos
bahwa Gunung Kawi merupakan tempat untuk mencari kekayaan dalam
dimensi spiritual.

Gunung Kawi terletak pada ketinggian 2.860 meter dari permukaan laut,
terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan
Wonosari, sekitar 40 km sebelah barat Kota Malang. Dulu daerah ini
disebut Ngajum. Namanya berubah menjadi Wonosari karena di tempat ini
terdapat obyek wisata spiritual. Wono diartikan sebagai hutan,
sedangkan Sari berarti inti. Namun bagi warga setempat, Wonosari
dimaksudkan sebagai pusat atau tempat yang mendatangkan rezeki.
Kecamatan Wonosari memiliki luas hampir 67 kilometer persegi, dengan
jumlah penduduk 43 ribu jiwa. Tempat ini berkembang menjadi daerah
tujuan wisata ziarah sejak tahun 1980-an.

Sebenarnya bukanlah Gunung Kawi-nya yang membuat tempat ini terkenal,
tetapi adanya sebuah kompleks pemakaman di lereng selatan yang
dikeramatkan, yaitu makam Eyang Kyai Zakaria alias Eyang Jugo, dan
Raden Mas Imam Sujono, alias Eyang Sujo. Penduduk setempat menyebut
area pemakaman tersebut dengan nama "Pesarean Gunung Kawi". Pesarean
yang terletak di ketinggian sekitar 800 m ini walaupun berada di
lereng gunung, namun mudah dijangkau, karena selain jalannya bagus,
banyak angkutan umum yang menuju ke sana. Dari terminal Desa
Wonosari, perjalanan diteruskan dengan berjalan mendaki menyusuri
jalan bertangga semen yang berjarak kira-kira 750 m. Sepanjang
perjalanan mendaki ini dapat dijumpai restoran, hotel, kios souvenir
dan lapak-lapak yang menjual perlengkapan ritual. Setelah melewati
beberapa gerbang, di ujung jalan didapati sebuah gapura, pintu masuk
makam keramat. Makam yang menjadi pusat dari kompleks Pesarean Gunung
Kawi. Makam yang menjadi magnet untuk menarik puluhan ribu orang
datang setiap tahunnya.


Mitos Pesugihan

Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari kekayaan
(pesugihan). Konon, barang siapa melakukan ritual dengan rasa
kepasrahan dan pengharapan yang tinggi maka akan terkabul
permintaanya, terutama menyangkut tentang kekayaan.

Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah
merasakan "berkah" berziarah ke Gunung Kawi. Namun bagi kalangan
rasionalis-positivis, hal ini merupakan isapan jempol belaka.

Mitos dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai cerita bohong, kepalsuan,
dan hal-hal yang berbau dongeng (tahayul). Dalam bahasa Inggris, myth
yang mengadopsi bahasa Latin mythus berarti penuturan khayali belaka.
Antropolog memandang mitos sebagai sesuatu yang diperlukan manusia
untuk menjelaskan alam lingkungan di sekitarnya, dan juga sejarah
masa lampaunya. Dalam hal ini, mitos dianggap sebagai semacam
pelukisan atas kenyataan dalam bentuk yang disederhanakan sehingga
dipahami oleh awam (Ruslani, 2006: 5). Namun mitos, bagi kalangan
penganut strukturalisme-fungsional juga dianggap penting karena
berfungsi sebagai penyedia rasa makna hidup yang membuat orang yang
bersangkutan tidak menjadi sia-sia hidupnya. Perasaan bahwa hidup ini
berguna dan bertujuan lebih tinggi daripada pengalaman keseharian
merupakan unsur penting dalam kebahagiaan.

Biasanya lonjakan masyarakat yang melakukan ritual terjadi pada hari
Jumat Legi ( hari pemakaman Eyang Jugo) dan tanggal 12 bulan Suro
(memperingati wafatnya Eyang Sujo). Ritual dilakukan dengan
meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam,
berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan.

Di dalam bangunan makam, pengunjung tidak boleh memikirkan sesuatu
yang tidak baik serta disarankan untuk mandi keramas sebelum berdoa
di depan makam. Hal ini menunjukkan simbol bahwa pengunjung harus
suci lahir dan batin sebelum berdoa.

Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat
tempat-tempat lain yang dikunjungi karena 'dikeramatkan' dan
dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangakan keberuntungan,
antara lain:

1. Rumah Padepokan Eyang Sujo

Rumah padepokan ini semula dikuasakan kepada pengikut terdekat Eyang
Sujo yang bernama Ki Maridun. Di tempat ini terdapat berbagai
peninggalan yang dikeramatkan milik Eyang Sujo, antara lain adalah
bantal dan guling yang berbahan batang pohon kelapa, serta tombak
pusaka semasa perang Diponegoro.

2. Guci Kuno

Dua buah guci kuno merupakan peninggalan Eyang Jugo. Pada jaman dulu
guci kuno ini dipakai untuk menyimpan air suci untuk pengobatan.
Masyarakat sering menyebutnya dengan nama 'janjam'. Mungkin ingin
menganalogkan dengan air zamzam dari Padang Arafah yang memiliki
aneka khasiat. Guci kuno ini sekarang diletakkan di samping kiri
pesarean. Masyarakat meyakini bahwa dengan meminum air dari guci ini
akan membikin seseorang menjadi awet muda.

3. Pohon Dewandaru

Di area pesarean, terdapat pohon yang dianggap akan mendatangkan
keberuntungan. Pohon ini disebut pohon dewandaru, pohon kesabaran.
Pohon yang termasuk jenis cereme Belanda ini oleh orang Tionghoa
disebut sebagai shian-to atau pohon dewa. Eyang Jugo dan Eyang Sujo
menanam pohon ini sebagai perlambang daerah ini aman. Untuk
mendapat 'simbol perantara kekayaan', para peziarah menunggu dahan,
buah dan daun jatuh dari pohon. Begitu ada yang jatuh, mereka
langsung berebut. Untuk memanfaatkannya sebagai azimat, biasanya daun
itu dibungkus dengan selembar uang kemudian disimpan ke dalam dompet.
Namun, untuk mendapatkan daun dan buah dewandaru diperlukan
kesabaran. Hitungannya bukan hanya, jam, bisa berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan. Bila harapan mereka terkabul, para peziarah akan
datang lagi ke tempat ini untuk melakukan syukuran.

Pejuang Diponegoro

Siapakah sesungguhnya Eyang Jugo dan Eyang Sujo, yang dimakamkan
dalam satu liang lahat di pesarean Gunung Kawi ini? Menurut
Soeryowidagdo (1989), Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo
atau Raden Mas Iman Sudjono adalah bhayangkara terdekat Pangeran
Diponegoro. Pada tahun 1830 saat perjuangan terpecah belah oleh
siasat kompeni, dan Pangeran Diponegoro tertangkap kemudian
diasingkan ke Makasar, Eyang Jugo dan Eyang Sujo mengasingkan diri ke
wilayah Gunung Kawi ini.

Semenjak itu mereka berdua tidak lagi berjuang dengan mengangkat
senjata, tetapi mengubah perjuangan melalui pendidikan. Kedua mantan
bhayangkara balatentara Pangeran Diponegoro ini, selain berdakwah
agama islam dan mengajarkan ajaran moral kejawen, juga mengajarkan
cara bercocok tanam, pengobatan, olah kanuragan serta ketrampilan
lain yang berguna bagi penduduk setempat. Perbuatan dan karya mereka
sangat dihargai oleh penduduk di daerah tersebut, sehingga banyak
masyarakat dari daerah kabupaten Malang dan Blitar datang ke
padepokan mereka untuk menjadi murid atau pengikutnya.

Setelah Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo
tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap
tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke
makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam
meninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo
setiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan
perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya. Upacara ini
biasanya dipimpin oleh juru kunci makam yang masih merupakan para
keturunan Eyang Sujo.

Tidak ada persyaratan khusus untuk berziarah ke tempat ini, hanya
membawa bunga sesaji, dan menyisipkan uang secara sukarela. Namun
para peziarah yakin, semakin banyak mengeluarkan uang atau sesaji,
semakin banyak berkah yang akan didapat. Untuk masuk ke makam
keramat, para peziarah bersikap seperti hendak menghadap raja, mereka
berjalan dengan lutut.

Hingga dewasa ini pesarean tersebut telah banyak dikunjungi oleh
berbagai kalangan dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka bukan saja
berasal dari daerah Malang, Surabaya, atau daerah lain yang
berdekatan dengan lokasi pesarean, tetapi juga dari berbagai penjuru
tanah air. Heterogenitas pengunjung seperti ini mengindikasikan bahwa
sosok kedua tokoh ini adalah tokoh yang kharismatik dan populis.

Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini
pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan
leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah
kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul.


Ritual dalam Komodifikasi Budaya

Pada setiap malam Satu Suro (Muharram), area Pesarean Gunung Kawi
dikunjungi oleh ribuan orang peziarah dari berbagai kota dan daerah
telah berdatangan sejak sore hari. Mereka memenuhi penginapan-
penginapan yang memang banyak terdapat di daerah sekitar pesarean
(makam). Sambil beristirahat, mereka menunggu saat datangnya tengah
malam di mana berbagai upacara ritual akan diselenggarakan. Para
pedagang bunga, kemenyan, lilin, hio (dupa) dan perlengkapan sesaji
lainnya sibuk melayani para peziarah. Sementara itu beberapa ibu-ibu
menggoreng ratusan ekor ayam utuh yang dipesan para peziarah untuk
upacara sesaji malam harinya.

Seiring dengan itu pada keesokan harinya diadakan kirab sesaji dan
pembakaran patung simbol sangkala (Bathara Kala). Bencana yang terus
menerus melanda bumi Indonesia membuat masyarakat prihatin. Sikap
prihatin inipun diungkapkan dalam prosesi kirab sesaji di pesarean
Eyang Jugo dan Eyang Sujo melalui upacara pembakaran patung sangkala
atau ogoh-ogoh. Patung sangkala atau ogoh-ogoh, dikenal sebagai
simbol keangkaramurkaan dan malapetaka. Dengan dibakarnya patung ini,
diharapkan sifat keangkaramurkaan dan malapetaka bisa lenyap dari
bumi pertiwi. Prosesi kirab ini diikuti oleh seluruh elemen
masyarakat Wonosari, diawali dengan kirab sesaji dari lapangan desa
setempat kemudian diarak berjalan menuju ke pesarean. Di akhir
prosesi, patung sangkala dibakar oleh Kepala Desa Wonosari, sementara
pengusung patung, yang memakai pakaian serba hitam, menari-nari
layaknya kesetanan.

Melihat potret suasana tersebut, Pesarean Gunung Kawi lebih mirip
pasar raya dari pada sebuah kompleks pemakaman. Pertunjukan wayang
kulit, musik dangdut, serta barongsai pun ikut meramaikan suasana.
Kesan seram, angker, dan tempat mencari kekayaan yang seperti yang
dibayangkan, pada saat itu seolah tenggelam oleh hingar-bingar para
pengunjung.

Ketika zaman berubah, motif spiritual juga terus bergeser. Dengan
dalih estetika, nampaknya pihak pemerintah daerah setempat merasa
perubahan `tampilan' upacara ritual sudah merupakan kebutuhan. Dengan
diciptakannya upacara ritual yang semakin meriah. Banyak yang
bernilai jual di sana-sini. Fungsi latennya sudah bisa ditebak, yaitu
agar upacara ritual bisa lebih enak ditonton, berselera pasar, dan
selanjutnya bisa mendongkrak pendapatan daerah (marketable). Tak
peduli apakah kreasi ini meninggalkan sisi nilai-nilai ritual atau
mengabaikan makna bagi komunitas pemiliknya. Kondisi semacam ini
menurut Theodore Adorno dan Horkheimer bisa disebut sebagai
komodifikasi budaya (Agger, 2006: 179). Kedua tokoh aliran sosiologi
kritis asal Jerman ini melihat bahwa budaya di era kapital serta
industrialisasi ini telah menjelma sebagai sebuah komoditas. Artinya,
suatu fenomena budaya akan diproduksi terus menerus dan dimodifikasi
untuk memperoleh keuntungan.

Etnis Tionghoa dan Pesan Multikultural

Dengan berjalannya waktu, sekarang boleh dibilang lebih banyak
masyarakat Tionghoa yang datang berziarah daripada masyarakat Jawa
sendiri. Bahkan dalam hari-hari tertentu, seperti hari raya Imlek dan
Tahun Baru Islam, jumlah masyarakat Tionghoa yang datang berziarah
jauh lebih banyak daripada masyarakat Jawa sendiri.

Keikutsertaan warga Tionghoa dalam lingkungan perziarahan di Pesarean
Gunung Kawi sebenarnya dimulai dari seorang yang bernama Tan Kie Lam.
Pada waktu itu ia sempat diobati dan disembuhkan oleh Eyang Sujo
berkat air guci wasiat peninggalan Eyang Jugo. Kemudian, Tan Kie Lam
pun ikut berguru di padepokan gunung kawi dan tinggal di sana.
Sebagai seorang Tionghoa, ia mungkin merasa kurang pas dengan ikut
cara ritual masyarakat Jawa. Akhirnya, ia mendirikan
sebuah "kelenteng kecil"-nya sendiri untuk bersembahyang dan untuk
menghormati kedua almarhum gurunya.

Tetapi yang membuat Pesarean Gunung Kawi ini terkenal adalah seorang
Tionghoa yang kemudian menjadi pediri perusahaan rokok Bentoel -
sebuah perusahaan rokok besar yang pernah berdiri di Malang. Konon,
sang pendiri PT. Bentoel ini, ketika itu datang untuk berguru olah-
kanuragan di padepokan Gunung Kawi. Tetapi oleh sang juru kunci niat
itu ditolak dengan alasan bahwa ia tidak pantas menjadi seorang
pendekar, tetapi lebih cocok menjadi pedagang saja. Sang juru kunci
lantas menyarankan ia pulang saja, sambil membekalinya dua batang
bentoel (umbi-umbian).

Sesampai di rumah, ia berpikir bahwa oleh-oleh dua batang bentoel ini pasti
punya arti. Akhirnya, ia menggunakan Cap Bentoel sebagai merk
usahanya. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, perusahan rokok Cap
Bentoel maju pesat. Dan sebagai tanda terima kasih dan baktinya
terhadap Eyang Jugo dan Eyang Sudjo, ia membagun jalan dan prasarana-
prasarana di kompleks Pesarean Gunung Kawi tersebut.

Rupanya, kabar hubungan antara kesuksesan Rokok Bentoel dan pesarean
Gunung Kawi dengan cepat menyebar luas di kalangan masyarakat
Tionghoa. Akibatnya banyak masyarakat Tionghoa berbondong-bondong
datang ke sana. Selain mengikuti upacara ritual standar Islam-Kejawen
yang dilakukan oleh para juru kunci makam, para peziarah Tionghoa
juga melakukan ritual tionghoanya. Segera saja klenteng kecil buatan
Tan Kie Lam dirasa tak bisa lagi menampung membanjirnya kaum Tionghoa
yang ingin bersembahyang. Untuk itu dibangunlah tiga buah kelenteng
kecil yang letaknya lebih dekat lagi dengan makam. Di ketiga
kelenteng ini diisi oleh Dewa Bumi Ti Kong, Dewi Kwan Im, dan
kelenteng khusus untuk Ciam-si (ramalan). Sering terlihat lilin-lilin
merah besar yang tingginya 2m atau lebih berjejalan memenuhi
kelenteng ini. Di atas sampul plastik lilin-lilin tersebut biasanya
tertulis permohonan dari perusahaan atau keluarga tertentu. Sedangkan
di areal pesarean dibangun sebuah masjid yang cukup megah, yang
menurut petugas pemandu merupakan sumbangan seorang konglomerat di
Indonesia.

Memang, kecuali dalam pendopo makam, di hampir semua tempat di
kompleks makam yang dikeramatkan oleh masyarakat Jawa, seperti
Padepokan Eyang Iman Sujono, bekas rumah tinggal Tan Kie Lam, dan
pemandian Sumber Manggis, semuanya juga diletakkan altar ritulal khas
Tionghoa. Bahkan kedua Eyang mendapat julukan dalam bahasa Tionghoa.
Eyang Djego disebut Taw Low She atau Guru Besar Pertama, sedangkan
Djie Low She atau Guru Besar Kedua adalah sebutan untuk Eyang Iman
Sujo.

Hasil akhirnya, sekarang kompleks pesarean Gunung Kawi menjadi tempat
percampuran budaya dan ritual khas Jawa dan Tionghoa. Bagi mereka
yang pertama kali datang ke gunung kawi pastilah akan mengkerutkan
dahi melihat apa yang terjadi di sini.

Adalah menjadi pemandangan rutin di kelenteng Gunung Kawi bila
melihat seorang Jawa bersarung dan bertopi haji dengan khitmatnya
bersoja dengan hio di tangan, sementara di sampingnya seorang ibu
berkerudung sedang dengan penuh konsentrasi mengocok bambu ramalan
(ciam-si). Dan kalau diperhatikan, ternyata para `petugas kelenteng'
gunung Kawi ini pun ternyata kebanyakan adalah warga Jawa.

Pada setiap upacara perayaan ritual, setelah lepas malam, para
peziarah Jawa dan Tionghoa larut dalam kegiatannya. Mereka berjalan
berlawanan arah jarum jam mengelilingi pendopo sebanyak tujuh kali,
dengan setiap saat berhenti di depan pintu sisi utara, timur, selatan
dan barat, sambil menghormat ke dalam makam.

Sementara itu, di dalam pendopo makam dipenuhi para peziarah Jawa dan
Tionghoa yang memiliki niatan khusus. Sambil membawa bunga dan
kemenyan, mereka dengan sabar menunggu giliran didoakan di depan
nisan oleh para asisten juru kunci. Setelah doa dalam bahasa Jawa dan
Arab digumamkan, biasanya para peziarah akan mendapat "bunga layon"
(bunga layu) yang sudah ditaburkan dari makam. Khabarnya bunga
tersebut memiliki khasiat pembawa rezeki dan pengobatan. Uniknya,
banyak peziarah yang menempatkan bunga tersebut di kantong merah dan
kuning yang bergambar lambang Pakua dan bertuliskan huruf Tionghoa.
Yang merah cocok untuk ditempatkan di tempat usaha, sedangkan yang
kuning di bawa pulang untuk digantung di dalam rumah.

Berbaurnya unsur budaya dalam sebuah ritual antara budaya Jawa dan
Tionghoa ini terlihat mencolok lagi pada peringatan Malam Satu Suro
lalu. Dalam kompleks pemakaman tersebut, tempat pertunjukan wayang
kulit dengan lakon tertentu sering dipesan oleh warga Tionghoa
sebagai hajat nadarnya. Sedangkan pada acara yang sama beberapa warga
masyarakat Jawa berpartisipasi memberikan angpau atau malah menjadi
bagian dari penari barongsai yang sedang beraksi.

Dalam kacamata budaya, ada hal yang menarik dalam fenomena ini.
Mayoritas pelaku ritual adalah penduduk asli yang berpakaian adat
Jawa Timuran sambil membawa tandu-tandu berisisi aneka sesembahan,
namun di tengah iring-iringan warga Jawa dan Tionghoa yang juga
diiringi tarian Jawa ini menyelip juga barongsai, tarian singa khas
Tionghoa. Entah apakah peristiwa semacam ini pernah terlintas di
benak oleh Eyang Jugo dan Eyang Iman Sujo semasa hidupnya. Tapi yang
jelas, upacara semacam ini dapat menjadi pemersatu antaretnis yang
membawa pesan multikultural, yakni kerukunan dan perdamaian.

Referensi

Agger, Ben. 2006. Teori Sosial Kritis. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Ruslani, 2005. Tabir Mistik Ilmu Ghaib dan Perdukunan. Yogyakarta:
Tinta.

Tjiau, Sen dan Winuranto Adhi. Gunung Kawi: dari Burung sampai Turki,
Akhirnya Bentoel. Majalah Trust. www.majalahtrust.com. 23 April 2007

Hadinoto, RM Danardono. Gunung Kawi. www.mediaindonesia.com. 20
Oktober 2004

Baehaqi, Ahmad. Mencari Berkah ke Gunung Kawi. www.news@....
13 September 2006

Soeryowidagdo. 1989. Pesarean Gunung Kawi. Malang: Yayasan Ngesti
Gondo.


*)Susvi Tantoro, S.Sos.

Teknisi pada Labdik Sosiologi

PPPPTK PKn dan IPS Malang.
__________________
Quoted from wihara.com

Membunuh Itu Baik?

Membunuh apa dulu? membunuh makhluk hidup tentu saja tidak baik!!! Bukan itu yang saya maksud, melainkan membunuh rasa iri, rasa dengki, sombong, tidak mau kalah, egois, arogan, mau menang sendiri. Itu lah yang harus dibunuh. bukan yang lain2. Dengan membunuh itu semua kita akan menjadi manusia baru yang lebih baik, lebih menghargai orang lain, lebih bisa mengontrol diri sendiri.

Sebenarnya yang paling susah dilawan bukanlah yang terdapat di luar diri kita. Tapi melawan diri kita sendiri lah yang paling sulit. Contohnya saja, terkadang kita sudah tau yang kita lakukan itu salah, tetapi tetap saja kita melakukannya lagi. Malah terkadang mengulangi kesalahan yang sama.

Bukanlah orang yang bisa mengalahkan banyak musuh yang hebat, tetapi orang yang bisa menaklukan dirinya sendiri!

Beasiswa Di Binus Diterima!!!

Jam 1 siang tadi abis pulang sekolah, g tlp binus. Pertama, gak nyambung , trus coba lagi ke nomer laennya , setelah beberapa kali percobaan diujung telepon sana ada yang menjawab, lalu terjadi percakapan

Bodhi: Halo, bisa tanya penerimaan beasiswa?

Operator: Bisa, nomer pendaftarannya berapa ya?

Bodhi: 13100037 (kalo ga salah, coz gak liat kartu lg pas nulis ini)

Operator: oke, tunggu sebentar. Namanya siapa?

Bodhi: Bodhi cahyana

setelah beberapa saat

Operator: Bodhi, selamat ya!!! Beasiswa kamu diterima!!!

Bodhi: Oh, selamat. Oke deh

Didalem hati g seneng banget bisa bebas biaya sumbangan. HAHAHA... Trus, orangnya bilang lagi, nanti hari senin ya kamu bisa ambil kartunya. Oche deh.

Ini buktinya g diterima. Abis itu temen g si mahenda minta ditanyain juga. Ternyata dia juga diterima. Mantabh Binus. Hehe.